A.
Apa
yang dimaksud dengan peta konsep?
Konsep
adalah ide atau gagasan yang memungkinkan kita untuk mengelompokkan benda atau
objek ke dalam contoh dan yang bukan contoh (Robert M. Gagne dalam Sartono,
1992). Konsep merupakan dasar untuk berpikir, untuk belajar aturan-aturan dan
akhirnya untuk memecahkan masalah (http://haritsah.ifastnet.com). Dapat disimpulkan bahwa konsep
adalah ide dasar suatu topik.
Pemetaan Pikiran
(Mind Mapping) adalah suatu metode untuk memaksimalkan potensi
pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kirinya secara simultan.
Metode ini diperkenalkan oleh Tony buzan pada tahun 1974, seorang ahli
pengembangan potensi manusia dari
Inggris (http://wikipedia.org). Peta
konsep merupakan hasil perkembangan psikologi pendidikan kognitif yang
mementingkan adanya pengulangan (Sartono, 1992). Peta konsep adalah skema yang
dilukiskan untuk menunjukkan sederetan arti konsep dalam proposisi-proposisi.
Peta Konsep merupakan visualisasi dari konsep-konsep dan proporsi(Sri Mursiti,
2007). George Posner dan Alan
Rudnitsky ( dalam http://haritsah.ifastnet.com) menyatakan bahwa peta konsep
mirip peta jalan, namun peta konsep menaruh perhatian pada hubungan antar ide-ide,
bukan hubungan antar tempat. Sehingga saya dapat menyimpulkan bahwa peta konsep
merupakan penggambaran ide-ide dasar tentang suatu topik serta hubungan antar
ide-ide tersebut dalam pola yang logis.
1.
Memperlihatkan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi
2.
Merupakan
suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi
3.
hirarki
Peta konsep (Nur, 2000 dan Erman,
2003 dalam http://haritsah.ifastnet.com) ada empat macam yaitu:
1.
Pohon
jaringan
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi
empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan oleh garis penghubung.
Kata-kata pada garis penghubung memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada
saat mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar
konsep-konsep utama yang berkaitan dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan
menempatkan ide-ide atau konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus.
Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan
hubungannya pada garis-garis itu
hubungannya pada garis-garis itu
Pohon jaringan cocok digunakan untuk
memvisualisasikan hal-hal:
a. Menunjukan informasi sebab-akibat
b. Suatu hirarki
c. Prosedur yang bercabang
a. Menunjukan informasi sebab-akibat
b. Suatu hirarki
c. Prosedur yang bercabang
Istilah-istilah yang berkaitan yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.
2.
Rantai
Kejadian
Nur dalam
Erman (2003:26) dalam http://haritsah.ifastnet.com mengemukakan
bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memerikan suatu urutan
kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu
proses. Misalnya dalam melakukan eksperimen.
Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a. Memerikan tahap-tahap suatu proses
b. Langkah-langkah dalam suatu prosedur
c. Suatu urutan kejadian
Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a. Memerikan tahap-tahap suatu proses
b. Langkah-langkah dalam suatu prosedur
c. Suatu urutan kejadian
3.
Peta
Konsep siklus
Dalam peta konsep siklus,
rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada
rantai itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir
itu menhubungkan kembali ke kejadian awal siklus itu berulang dengan sendirinya
dan tidak ada akhirnya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukan
hubungan bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan
suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.
4.
Peta
konsep laba-laba
Peta
konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah
pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh
sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan
dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita
dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah
menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih berguna dengan
menuliskannya di luar konsep utama.
Peta konsep
laba-laba cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal:
a. Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b. Kategori yang tidak paralel
c. Hasil curah pendapat
a. Tidak menurut hirarki, kecuali berada dalam suatu kategori
b. Kategori yang tidak paralel
c. Hasil curah pendapat
B.
Mengapa
peta konsep penting?
Peta
konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang bermakna antara konsep-konsep
dalam bentuk proposisi-proposisi. Peta
konsep yang dibuat siswa dapat membantu guru untuk mengetahui perbedaan
pemahaman konsep yang dimiliki siswa dan untuk memperkuat pemahaman konseptual
guru sendiri dan disiplin ilmunya. Peta konsep merupakan suatu cara yang baik
bagi siswa untuk memahami dan mengingat sejumlah informasi baru (dalam http://haritsah.ifastnet.com). Jadi saya dapat menyimpulkan
bahwa peta konsep dapat dipergunakan untuk mempermudah konsep sulit dalam
pembelajaran. Peta konsep dapat digunakan sebagai alat ukur alternatif yaitu salah
satu bentuk penilaian kinerja yang dapat mengukur siswa dari sisi yang berbeda.
Penilaian kinerja dapat digunakan
terutama untuk mengukur tujuan pembelajaran yang tidak dapat diukur dengan baik
bila menggunakan tes obyektif (dalam http://haritsah.ifastnet.com). Penilaian kinerja adalah
penilaian yang meliputi hasil dan proses.
C.
Bagaimana
cara membuat peta konsep?
Menurut
Dahar(1988) dalam http://haritsah.ifastnet.com, langkah-langkah berikut dapat
diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep.
Langkah 1: mengidentifikasi ide
pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah 2: mengidentifikasi ide-ide
atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide utama
Langkah 3: menempatkan ide utama di
tengah atau di puncak peta tersebut
Langkah 4: mengelompokkan ide-ide
sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual menunjukan hubungan ide-ide
tersebut dengan ide utama.
Berdasarkan pendapat di atas dapat
dikemukakan langkah-langkah menyusun peta konsep sebagai berikut:
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan
1. Memilih suatu bahan bacaan
2. Menentukan konsep-konsep yang relevan
3. Mengelompokkan (mengurutkan )
konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif
4. Menyusun konsep-konsep tersebut
dalam suatu bagan, konsep-konsep yang paling inklusif diletakkan di bagian atas
atau di pusat bagan tersebut.
Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.
Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan kata hubung. Misalnya “merupakan”, “dengan”, “diperoleh”, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment
Thank you for visiting my blog . . feel free to leave your message about anything here.